Selasa, 22 Juni 2010

Laporan SIG 2010

.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis merupakan sistem berbasis computer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan). Yakni informasi yang mempunyai hubungan geometric dalam arti bahwa informasi tersebut dapat dihitung, diukur, dan disajikan dalam sistem koordinat, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut). SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis suatu obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting, dan memerlukan analisis yang kritis.
Penanganan dan analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan kunci utama SIG. Oleh karena itu data yang digunakan dan dianalisa dalam suatu SIG berbentuk data peta (spasial) yang terhubung langsung dengan data tabular yang mendefinisikan bentuk geometri data spasial. Misalnya apabila kita membuat suatu theme atau layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut akan memiliki data tabular yang berisi informasi tentang bentuk datanya (point, line atau polygon) yang berada dalam layer tersebut .
SIG juga merupakan sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan dan analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambargambar petanya. Kemampuan tersebut membuat SIG berbeda dengan system informasi pada umumnya. Dengan SIG kita mampu melakukan lebih banyak dibanding hanya dengan menampilkan data semata-mata. SIG menggabungkan semua kemampuan, baik yang hanya berupa sekedar tampil saja, sistem informasi yang tersaji secara thematis, dan sistem pemetaan yang berdasarkan susunan dan jaringan lalu-lintas jalan, bersamaan dengan kemampuan untuk menganalisa lokasi geografis dan informasi-informasi tertentu yang terkait terhadap lokasi yang bersangkutan. Dan jangan lupa, SIG adalah sebuah aplikasi dinamis yang akan terus berkembang.
Peta yang dibuat pada aplikasi ini tidak hanya akan berhenti dan terbatas untuk keperluan saat dibuatnya saja. Peremajaan terhadap informasi yang terkait pada peta tersebut dapat dilakukan dengan mudah, dan secara otomatis peta tersebut akan segera menunjukkan akan adanya perubahan informasi tadi. Semuanya itu dapat dikerjakan dalam waktu singkat, tanpa perlu belajar secara khusus. SIG sangat memungkinkan untuk membuat tampilan peta, menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan meng-kliknya, serta untuk menggambarkan dan menganalisis informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, beserta kecenderungannya.
1. Konsep Sistem Informasi Geografis
Sumber data untuk keperluan GIS dapat berasal dari data citra, data lapangan, survei kelautan, peta, sosial ekonomi dan GPS. Selanjutnya diolah dilaboratorium atau studio GIS dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk yang berupa informasi yang berguna dapat berupa peta konvensional maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diiinginkan user.

2. Komponen Sistem Informasi Geografis
Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu: Hardware, Software, Data, Manusia, dan Metode. Kelima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Hardware
Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa Hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah: Personal Computer (PC), Mouse, Digitizer, Printer, Plotter, dan Scanner.
b. Software
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
 Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis.
 Sistem Manajemen Basis Data.
 Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi.
 Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.

c. Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model data raster.
Dalam model data vector, informasi posisi point, garis, dan polygon disimpan dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan daru koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah penjualan disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertenti yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan.
d. Manusia
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.
e. Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan.
3. Masukan Data
Sub sistem masukan data adalah fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk memasukan data dan merubah bentuk data asli kebentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG. Masukan data mencakup semua aspek transpormasi data yang diambil dalam bentuk peta, observasi lapangan dan sensor ke dalam bentuk digital. Masukan dalam SIG terdiri atas sumber data dan proses masukan data, penjelasannya sebagai berikut:
a. Sumber data
Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data, antara lain data penginderaan jauh, data terisrtis dan data peta.
1) Data Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh berupa citra, baik cira foto maupun non foto apabila sumber data berupa foto udara harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi kemudian disajkan dalam bentuk peta. Namun, apabila berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah koreksi seperlunya.
2) Data Teristis
Data Teristis adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran lapangan.
3) Data Peta
Data peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap digunakan.
b. Proses masukan data
1) Data Spasial
Guna memasukan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).
 Digitasi
Proses digitasi terdiri atas empat tahap yaitu terdiri dari :
 Penyiapan peta yang akan didigitasi.
 Menentukan koordinat peta.
 Mengedit data sebelum disimpan ke dalam data dasar.
 Memasukkan atribut dengan kode.
 Penyiaman (Scanning)
Penyiaman dapat dilakukan dengan menggunakan elektronik yang dapat bergerak, penyiaman terkenal adalah tabung (Drum Scanner) dan penyiaman datar (flatbed Scanner).
Data spasial yang telah dimasukkan dan disimpan dalam SIG dapat dibedakan menjadi dua model yaitu :

 Model data raster
Data raster adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih digambarkan dalam sebuah citra. Setiap pixel mempunyai referensi (koordinat) sendiri sebagai identitasnya dan mempunyai nilai tertentu.
 Model data Vektor
Data vector merupakan model data yang dapat digunakan untuk menggambarkan informsi geografi secara tepat. Model data vector menampilkan, menempatkan dan menyiman data spasial dengan menggunakan titik, garis, atau polygon beserta atributnya. Bentuk-bentuk dasar data spasial dalam model data vector ditampilkan dalam system koordinat kartesia dua dimensi (sumbu X dan sumbu Y).
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan ini yaitu untuk:
1. Mempelajari cara pembuatan peta dalam Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan cara digitasi dalam lembar kerja R2V, ARC Info, sampai pada tahap Arc View.
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengoperasikan serta mengerti software-software dalam Sistem Informasi Geografi secara menyeluruh.
3. Mengetahui cara pengopersian program R2V, Arc Info dan Arc View dalam pembuatan peta sampai dengan pencetakannya.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari Sistem Informasi Geografi ( SIG) itu sendiri yaitu program yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, pengaktifan sesuai kehendak, pentransformasian, serta penyajian data spasial dari suatu fenomena nyata dipermukaan bumi untuk maksud-maksud tertentu.
Penyajian data dalam Sistem Informasi Geografi hampir seluruhnya menggunakan komputer. Alasannya, penyajian data secara manual memakan waktu lama untuk memperoleh jawaban (informasi). Dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu sebagai beriut :
1. Data dapat dikelola dalam format yang kompak dan jelas.
2. Data dapat dikelola dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan survey lapangan.
3. Data dapat dipanggil kembali dan dapat diulang dengan cepat.
4. Komputer memungkinkan mengubah data secara tepat dan cepat.
5. Untuk menginpentarisasi sumber daya alam.
6. Mempermudah pola perencanaan pembangunan.
7. Dapat menampilkan gambar atau peta secara tiga dimensi.
8. Perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah.
9. Dapat mempercepat proses penurunan peta dari peta sebelumnya.
10. Data spasial dan non spasial dapat dikelola secara bersama.
11. Analisa data dan perubahan data dapat dilakukan secara efisien.
12. Data yang sulit ditampilkan secara manual, dapat diperbesar dan dapat ditampilkan dengan pembuatan gambar tiga dimensi.
13. Data yang terkumpul dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat.
14. Setelah mempelajari program ArcW maka setiap mahasiswa diharapkan dapat mengoprasikan software (ArcInfo dan Arcview) dalam Sistem Informasi Geografi.
15. Mahasiswa telah dapat mengoprasikannya dengan tepat dan benar maka mahasiswa tersebut dapat mengetahui di mana saja telah terjadi kesalahan dalam proses–proses sebelumnya yang pada akhirnya tidak akan terulang kesalahan-kesalahan kembali dan dapat menyempurnakan hasil peta tersebut.
Dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi, dapat dilakukan kegiatan manipulasi dan analisa data. Misalnya mengubah, menghapus, dan memodifikasi data lama dengan data baru tanpa mengganggu data yang lain. Selain itu, seseorang juga dapat mentransformasikan peta ke dalam peta baru yang lebih akurat dengan mengubah skala dan proyeksi peta tertentu


BAB II
PEMBAHASAN

A. R2V
R2V merupakan salah satu perangkat lunak dalam pembuatan peta di dalam komputer yang berfungsi sebagai lembar kerja pertama atau langkah awal dalam dalam memasukkan data peta dari peta dasar. Proses pemasukan data tersebut dilakukan dengan cara digitasi yang sebelumnya sudah ditentukan terlebih dahulu titik koordinat pada peta yang akan didigitasi, serta pengeditan kesalahan-kesalahan pada proses digitasi. Jika pada proses pendigitasian terjadi kesalahan maka peta yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan yang diinginkan, oleh karena itu pendigitasian harus dilakkan secara teliti atau tepat. Setelah proses pendigitasian selesai maka selanjutnya akan dilakukan pengkodean atau pemberian identitas pada peta. Identitas yang akan dimasukkan seperti garis pantai, batas propinsi, batas kabupaten, dan sebagainya.







Langkah kerja pada program R2V:

1. Memulai Program R2V:
 Klik dua kali Icon R2V pada Dekstop atau Rocket Dock seperti gambar di bawah ini.


Gambar 1. Tampilan Shortcut R2V pada Rocket Dock
 Klik Icon (Open Image), maka akan muncul kotak dialog berikut.

Gambar 2. Tampilan kotak dialog Open pada R2V

 Pilih nama File yang bertipe TIFF dan hasilnya sebagai berikut.

Gambar 3. Tampilan peta pada program R2V

2. Memberi Koordinat pada Peta
 Klik Icon (Control Point Editor), setelah itu klik di titik pertemuan terluar dari koordinat peta tersebut maka akan muncul kotak dialog berikut.

Gambar 4. Tampilan kotak dialog Control Point
 Masukkan angka koordinat, misal:
X = 600000
Y = 9525000
 Lakukan hal itu pada keempat titik pada peta sehingga jika titik-titik tersebut dihubungkan maka akan membentuk persegi empat.

3. Melakukan Digitasi
 Klik Icon (line editor).
 Gunakan F2 untuk memperbesar peta agar lebih mudah untuk didigitasi dan F3 untuk memperkecil peta kembali.
 Memulai melakukan digitasi dengan cara mengklik kursor di ujung garis kemudian dijalankan menurut garis tersebut sambil mengklik secara berulang-ulang.
 Jika sudah sampai di ujung garis, untuk memutusnya menenkan Enter atau 0.
 Hasil digitasinya sebagi berikut.

Gambar 5. Tampilan hasil digitasi
 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pendigitasian adalah mengedit garis-garis yang masih banyak terjadi kesalahan, hal itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 (Add Node), digunakan untuk menambah setiap garis pada digitasi.
 (Delete Node), digunakan untuk menghapus garis pada digitasi.
 (Move Node), digunakan untuk memindahkan garis yang melenceng pada digitasi.
 (Snap Node), digunakan untuk menyatukan garis pada perpotongan garis, baik yang kurang menyatu maupun yang kelebihan.

4. Pemberian ID
 Klik Icon (Show Image).
 Klik Icon (Show Line Ids), maka hasilnya sebagai berikut:

Gambar 6. Tampilan peta hasil digitasi beserta ID-nya.
 Selanjutnya klik (Set Value) untuk memberikan ID pada yiap garis.

Gambar 7. Tampilan kotak dialog Current ID Value.
 Masukkan ID pada Set Current ID As dengan ketentuan:
 ID 0 untuk batas kabupaten
 ID 1 untuk batas provinsi
 ID 2 untuk batas laut
 Setelah memasukkan ID pada Set Current ID As klik ID pada garis yang telah ditentukan di atas.

4. Penyimapnan File
 Klik File pada menu
 Pilih Save Project As

Gambar 8. Tampilan kotak dialog Save As
 Beri nama file yang akan disimpan, misal: lampung.
 Pilih penyimpanan file dalam bentuk SHP (agar bisa di buka di Arc View dan Arc Info).
 Klik Save.








B. Arc Info
Program Arc/Info dikembangkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute, Inc.) yang berkedudukan di 380 New York Street, Redland, CA 92373 USA. Informasi mengenai perusahaan ini dapat dikunjungi pada situs ESRI di internet dengan alamat http://www.ersi.com.
Program Arc/Info merupakan program gabungan antara program grafis ARC dan program database INFO yang dikembangkan mirip dengan dBase III Plus. Program Arc/Info dikerjakan pada lingkungan DOS. Sehingga perintah dan proses yang dijalankan oleh program ini hampir seluruhnya memerlukan daya ingat kita untuk menghapalnya.
Program Arc/Info dengan mode MS DOS memiliki kelebihan dalam akses multi-tasking antar sistem DOS dan windows yang cukup mempercepat proses pekerjaan dan membantu keterbatasan daya ingat dalam menghapal lokasi dan nama file dalam jumlah yang banyak.
Perintah-perintah dalam aplikasi perangkat lunak Arc/Info dapat dijalankan jika perintah-perintah tersebut diketikkan pada baris perintah (commands line) atau setelah tanda titik dua (:).
1. Membuka Lembar Kerja ArcInfo
 Mengklik Icon dua kali pada Desktop .
 Kemudian akan muncul lembar kerja ArcInfo






Gambar 9. Tampilan lembar kerja Arc info.
2. Menampilkan File Hasil Digitasi R2V
File hasil digitasi R2V yang telah diekspor dalam format (shp) selanjutnya ditampilkan di Arc Info dengan langkah-langkah sebagai berikut :
 Setelah membuka software Arc Info, maka pada layar komputer akan tampil lembar kerja ArcInfo, kemudian ketik CD\ kemudian tekan Enter.






Gambar 10. Tampilan lembar kerja Arc info dengan perintah ”CD\P”
 Mengetik Dir/W atau Dir/ P , lalu Enter







Gambar 11. Tampilan lembar kerja Arc info dengan perintah ”dir/w”


 Maka pada layar monitor akan muncul lembar kerja seperti di bawah ini.








Gambar 12. Tampilan lembar kerja Arc info dengan semua nama folder di drive C

 Mengetik CD (spasi) Nama Folder, lalu Enter.
 Mengetik Dir/w , lalu Enter
Contoh: CD_septy enter kemudian DIR/W enter, maka tampilannya seperti yang ada di bawah ini.







Gambar 13. Tampilan lembar kerja Arc info dengan perintah ”CD_nama folder”dan ”DIR_W”
 Mengetik Shapearc (spasi) file shp (spasi) file baru, lalu Enter. Contoh: Shapearc_P1_P2 lalu tekan enter.







Gambar 14. Tampilan lembar kerja Arc info dengan semua nama file di folder septy dan perintah ”Shapearc_file shp_file baru”
 Mengetik Clean (spasi) file baru tadi lalu tekan Enter. Contoh: Clean_P2 lalu tekan enter.







Gambar 15. Tampilan lembar kerja Arc info dengan perintah ”clean_nama folder baru”



Peta digital hasil digitasi masih berupa input data mentah yang memerlukan penyempurnaan. Baik penyempurnaan data grafis maupun data atributnya. Penyempurnaan data grafis antara lain adalah mengoreksi dari kesalahan digitasi, penghalusan / smoothing garis yang diperlukan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan pada peta hasil digitasi. Oleh karena itu, sebelum diedit, peta input digitasi sebaiknya di-clean dahulu.
3. Editing
Peta digitasi yang dibuat melalui proses input digitasi melalui R2V, umumnya tidak lepas dari kesalahan. Kesalahan tersebut dapat berupa garis-garis arc yang salah, tidak tersambung (no snap), arc bergerigi atau zig-zag dan sebagainya. Akurasi peta hasil digitasi tergantung pada ketelitian dalam digitasi sedangkan tingkat kesalahannya tergantung pada teknis penelusuran peta pada waktu digitasi, kualitas gambar hasil scan dan pengalaman user. Menu ArcInfo yang digunakan dalam penyuntingan peta digital adalah menu arcedit, tujuannya adalah untuk memperbaiki atau menyempurnakan hasil digitasi input data lain dari kesalahan-kesalahan proses digitasi. Cara-cara mengeditnya adalah sebagi beriku:
 Mengetik arcedit, lalu tekan Enter.







Gambar 16. Tampilan lembar kerja Arc info dengan perintah”arcedit”
 Mengetik Display (spasi) 4, lalu tekan Enter







Gambar 17. Tampilan lembar kerja Arc info dengan perintah ”display_4”
 Mengetik Mapex nama file, lalu Enter



Gambar 18. Tampilan lembar kerja Arc info dengan perintah ”mapex”
 Mengetik Edit nama file, lalu tekan Enter.




Gambar 19. Tampilan lembar kerja Arc info dengan perintah ”edit”
Pada langkah kerja (3) dan (4) hingga seterusnya tidak dapat ditampilkan pada lembar kerja Ms. Word karena tidak dapat dicopy (Print Screen SysRq) pada lembar kerja lain

4. Menampilkan Kesalahan (Dangle)
Pada peta hasil digitasi sering terdapat kesalahan. Untuk menampilkan kesalahan itu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Mengetik Drawen all;draw lalu teka Enter, maka layar monitor akan menampilkan seluruh kenampakkan coverage yang telah diaktifkan setelah mengeksekusinya dengan perintah draw.







Gambar 20. Tampilan coverage pada lembar kerja Arc Info
 Mengetik Drawen node dangle;draw lalu tekan Enter, maka layar monitor akan menampilkan seluruh kenampakan kesalahan yang ditunjukkan dengan kotak warna merah.







Gambar 21. Tampilan kesalahan digitasi pada lembar kerja Arc Info
Arc Info secara teliti akan memberikan informasi tipe kesalahan dan letak kesalahan hasil digitasi atau input data grafis lainnya yang tidak benar. Kesalahan tersebut diantaranya :
 Dangle (undershoot : garisnya tidak nyambung dan overshoot : garis melebihi titik tujuannya




Undershoot Overshoot
 Terlewat dalam proses digitasi (belum atau ada tambahan lainnya).
 Kurang label atau duplikasi label.
Kesalahan dangle node pada setiap coverage akan muncul dengan tanda kotak warna merah (default) pada peta yang kita edit, setalah memasukkan perintah draw node dangle;draw.
5. Mengedit kesalahan
 Ketik Map *;draw lalu tekan Enter, untuk memilih lokasi pembesaran/zooming pada wilayah kesalahan yang lain.







Gambar 22. Tampilan pembesaran dengan perintah ”Map*;draw”
 Mengetik Map def;draw lalu tekan Enter, jika selesai editing satu layar zooming, ingin memunculkan peta awalnya.







Gambar 23. Tampilan peta awal
 Langkah kerja dalam Undershoot
Ktik Ef Arc (Enter)
Ktik Sel Many (Enter)
Tekan 9
Ktik SplitSplit (Enter)
Ktik Ef Node (Enter)
Ktik ED (Enter), (Klik dari titik yang berwarna pink ke kotak)
Ktik SD (Enter), (Klik dari kota ke titik yang berwarna pink)
Ktik Move (Enter)
Ktik Draw (Enter)
 Langkah kerja dalam Overshoot
 Ktik Ef Arc (Enter)
 Ketik Sel Many (Enter)
 Tekan 9
 Ktik Delete (enter)
 Ktik Draw (Enter)


6. Membuat Label Id Pada Peta Hasil Digitasi R2V
Labeling adalah pekerjaan pemberian label yang dilakukan untuk memberikan informasi database spasial pada peta-peta poligon. Pemberian label dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Mengetik ef(spasi)label
 Mengetik Add
 Menekan tombol 8,3,8,1 pada keyboard, maka akan muncul format pemberian label.
 Memasukkan ID Label
Klik dengan mouse poligon mana yang akan dilabel setiap kali selesai pemberian label akan pindah ke label yang lain dengan menekan tombol 8,1 pada keyboard dan seterusnya hingga selesai.
 Setelah semua poligon telah diberi labe, lalu tekan tombol 9 pada keyboard untuk mengakhiri proses pemberian label.
 Mengetik Save, untuk menyimpan semua data.
 Mengetik Quit, untu keluar dari program Software ArcInfo.
 Mengetik Clean(spasi)nama file
 Mengetik Build (spasi) nama file, untuk memastikan bahwa langkah kerja dalam ArcInfo hasilnya tersimpan ke dalam folder user.

7. Beberapa istilah dalam softwarte ArcInfo:
 Coverage : file layer pada Arc/Info yang berisi data grafis dan data
atributnya.
 Tic : titik-titik tepi peta
 Id : Identitas (kode unsur) suatu arc
 Node : tanda awal atau akhir arc atau titik simpul pertemuan
antara dua atau lebih arc.
 Vertex : garis lurus antara dua point
 Dangle : kesalahan-kesalahan yang terdapat pada node.

8. Hasil
Setelah melakukan langkah – langkah seperti yang dijelaskan di atas, akan diperoleh hasil yaitu berupa peta digital hasil digitasi R2V yang telah diediting kesalahan-kesalahannya serta setiap poligon pada peta lampung hasil digitasi R2V telah diberi label Id, yang selanjutnya dapat diolah pada lembar kerja ArcView.








Gambar 24. Tampilan peta yang telah diediting kesalahannya









C. Arc View
Software ArcView GIS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute, Inc.) bersama perangkat lunak Arc/Info. ESRI berkedudukan di 380 New York Street, Redland, CA 92373 USA. Informasi mengenai perusahaan ini dapat dikunjungi pada situs ESRI di internet dengan alamat http://www.esri.com. Software ArcView GIS merupakan perangkat lunak yang memiliki beberapa kelebihan dalam hal geo-processing dan plugin ERMapper.

1. Memulai Arc View
Program ArcView GIS dapat diakses dengan klik dua kali pada Icon Arc View di Dekstop, maupun melalui klik Start + All Programs pilih program ESRI kemudian Klik Program Arc View.
Gambar 25. Tampilan Shortcut ArcView GIS pada Rocket dock
Tampilan ArcView dengan default 3 pilihan :
 with new View, berfungsi apabila kita hendak memulai dengan yang baru dan langsung menunjukkan file yang akan dibuka
 as a blank project, berfungsi apabila kita hendak memulai yang baru tetapi kita harus membuka file pada menu utama
 open an existing project, berfungsi apabila kita akan membuka file yang telah ada pada ArcView

Gambar 26. Tampilan untuk memulai ArcView
2. Membuka Project
 Dari menu File pilih Open, maka akan muncul kotak dialog open project.
 Cari lokasi dimana direktori file-file project (*.apr) disimpan.
 Pilih file dan klik OK.
- Tampilan Shortcut ArcView GIS pada Rocket dock
Tampilan untuk memulai ArcView

Gambar 27. Tampilan Cara membuka Project


Gambar 28. Tampilan Kotak dialog Open Project
3. Menambah Theme
 Dari menu View pilih Add Theme atauu langsung klik icon (Add Theme).
 Pilihlah theme yang akan ditambahkan. File-file theme mempunyai extension, shp.

Gambar 29. Tampilan Add Theme
 Klik pada theme yang akan ditampilkan, kemudian klik OK.
 Hasilnya adalah seperti gambar berikut.

Gambar 30. Tampilan Theme pada View1.
 Edit legenda sesuai ketentuan peta yang akan dibuat.

Ambar 31. Tampilan Legend Editor
4. Cara Mengganti Nama View dan Legenda
a. Mengganti nama view
Langkah-langkah:
 Klik View
 Klik Properties, muncul kotak dialog sebagi berikut.

Gambar 32. Tampilan View Properties
 Pada Name pilih nama yang diinginkan. Contoh: Peta Provinsi Lampung.
 Pada Map Units pilih skala yang akan digunakan pada peta. Contoh: Centimeters.
 Pada Distance Units pilih skala yang akan digunakan di lapangan. Contoh: Kilometers.
b. Mengganati nama legenda
Langkah-langkah:
 Klik Theme
 Klik Properties, muncul kotak dialog sebagai berikut.

Gambar 33. Tampilan Theme Properties
 Pada Theme Properties tulis nama legenda yang sesuai dengan simbol pada peta.
 Klik OK.
5. Cara Memindahkan Peta dari View ke Layout
 Klik View
 Klik Layout, muncul kotak dialog sebagai berikut.

Gambar 34. Tampilan Templete Manager.
 Pada kotak dialog pilih Lanscape lalu tekan OK.

Gambar 35. Tampilan Layout
6. Membuat Page Setup
Langkah-langkah:
 Membuat Layout jadi kosong tanpa gambar dengan memblok semua gambar lalu tekan Delete.
 Klik Layout, pilih Pege Setup.

Gambar 36. Tamplan Page Setup

 Pada Page Size pilih ukuran A4.
 Pada Units pilih Centimeters.
 Pada Margins:
Top : 2 Left : 2
Bottom: 2 Right : 2
 Klik OK.

7. Membuat Garis Tepi
Langkah-langkah:
 Klik Icon (Draw) pada Menu Bar lalu pilih gambar (Draw Rectangle).
 Klik di ujung Layout lalu ditahan sambil di tarik hingga membentuk garis persegi empat.
 Pilih lokasi/tempat garis tepi yang sesuai kenampakan kartografi yang diinginkan, atau standar toponimi peta.
 Kemudian pilih (Draw Straigt Line) untuk membagi peta menjadi dua bagian.



Gambar 37. Tampilan garis tepi pada Layout
8. Memasukkan Peta dari View ke Layout
Langkah-langkah:
 Pilih Icon (View Frame).
 Muncul kotak dialog seperti di bawah ini:

Gambar 38. Tampilan View Frame Properties
 Pada View pilih Peta yang akan dimaskkuan ke Layout. Contoh: Peta Provinsi Lampung.
 Klik OK.


Gambar 39. Tampilan peta dasar.
9. Menambahkan Teks
Langkah-langkah:
 Klik icon (Text)
 Ketik nama di jendela teks

Gambar 40. Tampilan Text Properties.
 Klik OK.

10. Menambahkan Legenda
Langkah-langkah:
 Klik Icon (Legend Frame).
 Pilih lokasi/tempat legenda yang sesuai dengan kenampakan kartografi yang diinginkan, atau standar toponimi peta.
 Kilk pada tempat yang kita pilih, dimana legenda akan diletakkan maka akan muncul kotak dialog legenda propertis.

Gambar 41. Tampilan Legend Frame Properties
 Pada View Frame pilh peta yang sesuai dengan legenda yang akan dimasukkan.
 Klik OK.

11. Membuat orientasi
Langkah-langkah:
Klik Icon (North Arrow).
Pilih lokasi/tempat orientasi yang sesuai dengan kenampakan kartografi yang diinginkan, atau standar toponimi peta.
Kilk pada tempat yang kita pilih, dimana orientasi akan diletakkan maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut:

Gambar 42. Tampilan North Arrow Manager
Pilih bentuk orientasi sesuai yang diinginkan.
Klik OK.


12. Membuat Skala
Langkah-langkah:
 Klik Icon (Scale Bar Frame).
 Pilih lokasi/tempat skala yang sesuai dengan kenampakan kartografi yang diinginkan, atau standar toponimi peta.
 Kilk pada tempat yang kita pilih, dimana skala akan diletakkan maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut:

Gambar 43. Tampilan Scale Bar Properties
 Pada View Frame pilih nama peta yang kan dibuat skalanya.
 Pada Style pilih jenis skala, yaitu angka, garis, dll.
 Klik OK.

13. Membuat Insert
Langkah-langkah:
a. Buat View baru dengna tema insert, Caranya:
 Klik New
 Klik (Add Theme).
 Pilih insert.shp.
 Edit legendanya sesuai dengan ketentuan insert yang diperlukan, maka hasilnya sebagai berikut:

Gambar 44. Tampilan insert pada View
b. Menambahkan insert pada peta Layout.
 Pilih Icon (View Frame).
 Pilih lokasi/tempat insert yang sesuai dengan kenampakan kartografi yang diinginkan,atau standar toponimi peta.
 Kilk pada tempat yang kita pilih, dimana insert akan diletakkan maka akan muncul kotak dialog View Frame Properties.

Gambar 45. Tampilan View Frame Properties.
 Pada View pilh Insert
 Klik OK.

Gambar 46. Tampilan peta sebelum di kasih koordinat.

14. Membuat Koordinat
Langkah-langkah:
 Klik File pilih Extension, muncul kotak dialog seperti gambar berikut:

Gambar 47. Tamplan Extension
 Pilih Graticules and Measured Grids, lalu klik OK.
 Jika sudah muncul pada Menu Bar, maka klik icon (Graticules and Grids), maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut:

Gambar 48. Tampilan kotak dialog Graticule and Grid Wizard
 Klik Next, lalu muncul kotak dialog berikutnya.

Gambar 48. Tampilan kotak dialog Graticule and Grid Wizard

 Pada Enter a Grid Interval di isi 90000, untuk Display grid as pilih tic marks
 Klik Next
 Klik Preview
 Klik Finish

Gambar 49. Tampilan peta beserta koordinat sebelum di edit
15. Mengedit Orientasi
 Klik Graphics
 Pilih Ungroups (Ctrl + U)
 Edit koordinat sesuai ketentuan kartografi.
 Pada koordinat klik dua kali, muncul kotak dialog sebagai berikut.

Gambar 50. Tampilan Text properties – (Final)
 Pada Rotation Angle, tulis kemiringan yang diinginkan. Contoh: pada bagian kiri peta tulis 90 agar kemiringan orientasi menjadi 90ยบ.
 Klik OK.

Gambar 51. Tampilan akhir peta

16. Merubah gambar dari Arc View ke JPEG
Langkah-langkah:
o Klik File
o Pilih Export

Gambar 52. Tampilan Export
o Pada File Name ketik nama yang kita inginkan.
o Pada List Files of Type pilih JPEG
o Pilih folder sesuai keinginan kita untuk menyimpan peta tersebut.
o Klik OK.

17. Mengakhiri ArcView
Save Project Aspek Pilihan ini akan menyimpan pekerjaan kita dalam nama file project yang baru dan lokasi baru.
Save Project Pilihan ini akan mengganti project lama menjadi project project yang baru kita kerjakan. Alternatif lain dengan klik pada icon save.
Close Project Pilihan ini akan menutup semua yang telah kita kerjakan, tetapi tidak keluar dari ArcView sehingga kita bisa memulai bekerja dengan project lain.
Exit Dengan pilihan ini kita akan keluar dari ArcView.




















BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan latar belakang dan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
A. Sistem Informasi Geografi merupakan sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan dan mampu mengintrpretasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakeristik fenomena (gejala geografis) yang ditemukan di lokasi tersebut. Berdasarkan prinsipnya, Sistem Informasi Geografi terdiri atas tiga subsistem yaitu:

1. Subsistem Masukan (input)
Subsistem input adalah pengumpulan data objek-objek material geografi yang mendukung dan dapat dimasukan ke dalam topik geografi yang akan diinformasikan. Data SIG dapat berasal data peta, tabel, foto udara, citra satelit, atau hasil survey lapangan.

2. Subsistem pengolahan dan penyimpanan data (proses)
Subsistem proses adalah penyimpanan data yang memungkinkan untuk dipanggil kembali atau dikoreksi secara cepat dan akurat. Data yang dapat dikelola terdiri dari dua jenis data yaitu data keruangan yang mengacu pada ruang, lokasi, atau tempat-tempat lain di bagian muka bumi. Selain dari pada itu, terdapat juga data deskriptif atau data artibut yaitu data yang ada pada keruangan kewilayahan atau lokasi, baik berupa kualitatif (bentuk simbol) maupun bnetuk kuantitatif (bentuk jumlah, tingkat), pada grafik atau peta.

3. Subsistem Penyajian (output)
Subsistem output adalah penyajian sebagian atau semua data dan hasil dari manipulasi data bisa dalam bentuk tabel, file peta elektronik (digital), grafik dan lain-lain. Komputer mampu mengolah data dari penginderaan jauh, baik berupa foto udara, citra satelit ataupun citra radar dan disimpan dalam memori komputer. Penggunaan komputer lebih menguntungkan, sebab data-data yang ada mudah dan cepat diolah, disimpan dalam tempat yang ringkas, mudah diingat, mudah diubah dan mudah ditransformasikan.
B. R2V merupakan salah satu perangkat lunak dalam pembuatan peta di dalam komputer yang berfungsi sebagai lembar kerja pertama atau langkah awal dalam dalam memasukkan data peta dari peta dasar. Proses pemasukan data tersebut dilakukan dengan cara digitasi yang sebelumnya sudah ditentukan terlebih dahulu titik koordinat pada peta yang akan didigitasi, serta pengeditan kesalahan-kesalahan pada proses digitasi. Setelah didigitasi maka akan dilakukan pemberian ID pada tiap-tiap garis.

C. Software ArcView GIS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute, Inc.) bersama perangkat lunak Arc/Info. Software ArcView GIS merupakan perangkat lunak yang memiliki beberapa kelebihan dalam hal geo-processing dan plugin ERMapper.

D. Program Arc/Info merupakan program gabungan antara program grafis ARC dan program database INFO yang dikembangkan mirip dengan dBase III Plus. Program Arc/Info dikerjakan pada lingkungan DOS. Program Arc/Info dengan mode MS DOS memiliki kelebihan dalam akses multi-tasking antar sistem DOS dan windows yang cukup mempercepat proses pekerjaan dan membantu keterbatasan daya ingat dalam menghapal lokasi dan nama file dalam jumlah yang banyak. Perintah-perintah dalam aplikasi perangkat lunak Arc/Info dapat dijalankan jika perintah-perintah tersebut diketikkan pada baris perintah (commands line) atau setelah tanda titik dua (:). C:\[ARC]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar